Selasa, 01 Juli 2008

dia yang kupanggil...ayah...

Bekerja keras siang dan malam…
Tak kenal istilah lelah dan putus asa…
Bagaimana dan sampai kapanpun keringatnya hanya untuk keluarganya di rumah…
Pulang saat malam, dengan wajah penuh rasa lelah, saat menatap keluarganya dia kembali memasang senyum bahagia.
Berusaha sebaik mungkin memenuhi keinginan anak dan istrinya, hanya kata sabar yang terus dia ucapkan untuk kami sekeluarga…
Baginya segala kelelahannya akan terhapuskan saat dia tiba dalam rumah yang disebut keluarga…
Kini,, semua tinggal kenangan…
Tak ada lagi panggilan “de…” dengan suara datarnya.
Tak ada lagi lelucon-lelucon tidak lucu dari mulutnya…
Tak ada lagi tubuhnya yang tinggi besar…
Dia pergi…selamanya meninggalkan kami…
Berat memang…walaupun demikian tapi aku tahu jiwanya selalu ada di sampingku dan keluargaku..
Dia yang kupanggil..ayah…


Jakarta, 28 Juni 2008

Created by: Sisca

Tidak ada komentar: